Elita Duatnofa

Di tanggal yang sama beberapa tahun yang lalu, 15 November, kami menikah. Ah, mungkin itu pernikahan yang dilangsungkan terlalu dini, kami memang masih sangat muda kala itu. Namun apa yang bisa dikata jika pengikatnya mengatasnamakan cinta?

Dan waktu pun terus berjalan. Setahun, dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya. Ada amarah, kecewa, bahagia, dan... saya sampai lupa perasaan apa lagi yang sudah tercicipi, sebab terlalu banyak rasanya. Tapi yang pasti, pernikahan mengajarkan saya tentang hidup yang sebenarnya. Pernikahan mengajarkan saya untuk sabar, terampil, besar hati, dan kuat. Ya, inilah hidup yang sebenarnya, it's so complicated!
 Namun sebagaimana saya tidak bisa menerka takdir saya sebelumnya, saya pun tak dapat membaca perjalanan cinta saya ke depan. Berbagai hal mengajarkan saya untuk tetap fokus pada hari ini, karena masa depan akan mengurus dirinya sendiri. Saya hanya bisa merencanakan yang manis-manis, tentunya. Tapi saya harus bersiap pula untuk hal-hal pahit yang datangnya tiba-tiba. Saya hanya ingin belajar dari pengalaman. :P

Ya, apapun yang saya curahkan pada hari ini, semoga Sang Maha Cinta memberi keberkahan pada pernikahan kami, dan demi 3 kurcaci yang tak pernah diam.

0 Responses

Post a Comment