Elita Duatnofa

Hidup. Hidup itu kayak permen ya? Kadang manis, kadang asam. Campur-campur, bergantian secara tak teratur. Acak saja, tak tertebak, serba misteri. Tapi ya inilah hidup. Yang tersusun rapi itu adalah aritmatika dan geometri. Hidup itu lebih mirip cuaca, bisa diprediksi tapi tak selalu tepat, cuma bisa dipelajari.

Dalam hidup, kita juga nggak selalu dapat apa yang kita mau. Bahkan sering apa yang kita inginkan lari menjauh, dan yang tidak kita inginkan justru datang menyerbu. Seperti halnya cinta. Terkadang cinta yang mati-matian kita pertahankan tetap saja harus kandas. Seperti perjalanan yang harus terhenti sebelum sampai ke tujuan. Menggantung, dan menyakitkan karena semuanya serba terlanjur. Terlanjur dijalani, terlanjur menghabiskan waktu, terlanjur berkorban banyak, terlanjur ada anak-anak, dan ratusan keterlanjuran lainnya. Pedih, pasti.

Lalu mau apa? Karena memang beginilah hidup. Sebagaimana manisnya yang kita reguk tanpa penolakan, maka pahitnya pun harus kita terima sebagai sebuah paket. Paket perjalanan. Maka menangis dan tertawalah tanpa menolak. Sadari sebaik mungkin, bahwa apapun yang terjadi… tidak lebih dari sebuah proses dan pelajaran. Semua akan berlalu jika tiba saatnya. Tidak ada yang abadi, maka kesedihan pun tak mungkin abadi kan? Syaratnya hanya percaya, percaya bahwa kelak kita juga akan bahagia, itu pasti. Semakin kita percaya, semakin cepat kita bahagia. Saya yakin itu.

Ah, hidup. Jadi apa sih sebenarnya yang diinginkan kehidupan dari kita? Itu yang seringnya lupa kita cari tahu. Lupa kalau masing-masing kita punya tujuan sewaktu diciptakan. Saya percaya setiap orang punya tujuan dan peranannya masing-masing untuk kehidupan. Sudahkah maksimal peranan itu? Tapi kebanyakan orang lebih sering mempertanyakan apa yang dia inginkan dari kehidupan. Padahal keduanya sama pentingnya, saling mengisi dan menyeimbangkan, seperti Yin dan Yang.

#tulisan ini saya dedikasikan untuk seorang sahabat.dituliskan dengan alakadarnya. sesederhana dan sesingkat mungkin. ;)



4 Responses

  1. Erny Binsa Says:

    Muhasabah...

    Terimakasih catatannya mbak.. :)


  2. yuk mariii merenung, hehehe


  3. sama-sama... semoga bermanfaat.
    :)


Post a Comment