Sudah masuk bulan Desember. Waktu emang cepet banget
jalannya. Bikin semuanya nggak berasa, tau-tau udah mau ganti tahun lagi, bumi
makin tua, kita juga.
Dan seperti biasa, saya masih menjadi seorang pelupa tingkat
benua. Bahkan saya lupa akan janji-janji saya pada diri sendiri. Janji yang
sebetulnya kecil-kecilan, tapi baik untuk jangka panjang kehidupan saya:
menulis setiap hari, dan minimal sebulan sekali nambahin contain di blog saya
yang sebetulnya bakalan unyu-unyu kalo saya bikin jadi unyu. Begitu tahun hampir
nambah umur, saya baru ingat, dan membuat saya terpaksa harus merangkum lagi
kejadian selama setahun.
Tahun 2012. Saya nggak tahu harus menyebutnya sebagai tahun
apa untuk mewakili kehidupan saya secara menyuluruh di tahun ini. Kalau orang
cina punya shio-shio untuk menggambarkan tahun-tahun tertentu, saya punya apa
ya?
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini juga memberi
saya banyak sekali pelajaran hidup. Bedanya, kalau tahun-tahun yang duluan
ibroh itu saya petik dari permasalahan pribadi, percintaan, dan keluarga. Tahun
ini sedikit berbeda. Pelajaran-pelajaran itu saya dapatkan dari dinamika
berkomunitas. Adaaa aja permasalahan dengan teman di komunitas-komunitas yang saya ikuti. Saya sampe mikir, ini kenapa
gw kerjaannya bermasalah melulu ya sama orang? Jangan-jangan karakter gw yang
sebetulnya bermasalah.
Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, (maklum saya hobi
mikir), ah nggak jugalah. Toh saya nggak bermasalah dengan semua orang yang
saya temui di hidup saya kan? Setahun ini, saya cuma pernah bermasalah dengan… sebentar sebentar, saya hitung dulu. Hmmm,
saya bermasalah dengan 2 orang di komunitas, kesemuanya karena salah paham aja
sih. Biasalah perempuan, suka sensi-sensian kan? :D selain itu saya bermasalah
dengan 3 orang lainnya di urusan bisnis, yang satunya murni karena kesalahan
saya (dan sudah selesai karena kebesaran hati orang tersebut), sisanya bukan. Jadi
rata-rata 2-3 bulan sekali saya bermasalah dengan seseorang.
Awalnya ketika di tengah permasalahan, saya gusar, pasti. Tapi
lama-lama saya mikir (mikir lagi, ini menunjukkan loh… bahwa saya memaksimalkan
fungsi otak :p), setiap permasalahan adalah babak baru dalam kehidupan. Dan babak-babak
itu akan terus berjalan, mengampiri lalu pergi. Begitu seterusnya. Maka sesungguhnya
setiap babak mengandung pelajaran berharga, kita sendiri yang menyimpulkan
ibroh apa yang sebenarnya bisa kita dapatkan dari kesemuanya. Jika kita
berpikir positif, maka ibroh yang kita ambil pun positif. Tapi jika tidak, maka
yang muncul adalah kepicikan dan timbul pula hasrat untuk men-judge bahwa si A
begini dan si B begitu. Nggak ada habisnya. Nggak ada selesainya.
Bagaimana pun juga, semua dinamika yang terjadi ini patut
saya syukuri. Ini menunjukkan bahwa saya masih hidup! Dan betapa kayanya saya
dengan segala macam permasalahan yang pernah saya terima. Permasalahan adalah
kekuatan dan penuntun. Bukankah kita
tidak akan pernah menjadi “besar” tanpa masalah? (sambil ngelap air mata,
sebenernya saya lagi menghibur diri sendiri, heheh.)
Itu tadi yang sedih-sedihnya. Sekarang saya mau ngomongin
bagian senengnya. Apa ya yang bikin saya seneng di tahun ini? Hmmm, buanyaaak.
Saya seneng dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang hobi
banget bantuin saya kalo saya lagi susah, tapi juga mau ikutan ketawa kalau
saya lagi ketawa. Selain itu, syukur
yang tak terhingga buat semua kepercayaan yang diberikan pada saya di tahun
ini. Beberapa kepercayaan yang awalnya bikin saya shock. Ngerasa belum pantes
buat dipercaya ini itu.
Bagaimanapun juga Allah memang maha baik. Kalau beberapa
tahun kemarin dunia saya seperti gelap, badai pun pernah datang memporak-porandakan
hidup saya, sementara badai lainnya sudah menunggu untuk melumatkan sisa
kehidupan yang saya punya ,bahkan beberapa kejadian membuat saya merasa
sangaaat kecil, terhina, tersungkur, tak diinginkan, terasing, seolah seluruh
tubuh saya sampai ke organ dalam diliputi perasaan malu dan rendah diri. Inilah
tahun dimana Allah memberi banyak sekali pelangi di hidup saya. Mengangkat saya
dari kubangan kotor dan membersihkannya, bahkan kemudian menempatkan saya di
lingkungan yang lebih baik. Alam jauh lebih terang. Orang-orang yang pernah
tersenyum dengan kehancuran saya telah tereliminasi sendiri. Yeah, this is life… a wonderful life.
Mba Elita baik kok, cuman emang orangnya mau menenangkan diri dulu, hehe
hehehe... kebaca sama Mbak Ley, jadi malu saya. Amiiin amiin mudah2an bisa jadi orang yang baik.