Malam ini, maksud hati ingin
melanjutkan tulisan yang mellow-melow itu. Tapi entah kenapa otakku korselet
dan malah teringat pada seorang sahabat sejak remaja, Selvi namanya. Uh, orang
itu memang selalu mengacau. Bahkan saat dia nun jauh di sana pun masih bisa
mengacau pikiran orang.
Saya ingin bersendu-sendu di malam
minggu yang tanpa kelabu ini. Melanjutkan cerita penuh mehek-mehek yang sedang
saya karang. Tapi muka si Selvi, muncul. Jadi ingat dan malu mengenang kelakuan
kami yang suka tertawa sulit berhenti. Seperti kendaraan yang remnya blong,
kami pun jika sudah tertawa… semua hal ditertawakan tanpa ragu-ragu. Sampai kami sendiri lupa, kami sedang menertawakan apa.
Selvi punya teori, bahwa menjadi
idiot adalah sebuah keberuntungan. Dan dia menganggap dirinya idiot agar kita
semua menyangkanya beruntung. Dan parahnya, keidiotan itu ia tularkan kepada
saya yang sebelumnya tidak idiot-idiot amat. Jadi ketika bertemu, kami seperti
2 idiot tak bertuan. Agar menjadi 3 idiots seperti judul film, kami butuh satu
orang idiot lagi. Mungkin perlu dibuka audisi untuk melengkapi ya?
Ah, tiba-tiba saya menjadi khawatir
kalau Selvi tidak bisa menangkap tulisan saya ini. Jadi mungkin sebaiknya saya
tuliskan saja sebuah surat untuk dia.
Dear Selvie,
Beib, kapan kita mengacaukan dunia kembali?
Memporak-porandakan bumi. hihihihi.
Semoga jadi keluarga samara yaaa!
sori tak bisa datang.
Aduhai Bengkulu jauh nian dari
Depok.
Beib, ayo kita karaokean lagi! Gue yang
nyanyi, lo yang baca puisi. Seperti murid SD yang membacakan puisi pahlawan
dengan musikal. Gue masih inget saat lo baru tiba dari Bengkulu dan dari
bandara langsung ke Depok buat ketemu gue dan karaokean. Kita bawa-bawa koper
gede banget ya booo? Kita kaya orang dusun gitu, yang niat banget datang ke
kota buat mengunjungi rumah menyanyi itu. Kemana-mana itu koper kita bawa-bawa,
mondar-mandir naik motor isi bensin sampai makan capcay. Untung kita kece ya
beib? Jadi nggak malu-malu banget waktu dilihatin orang-orang.
Gue mau tanya satu hal sama lo. Kenapa
sih sekarang lo nggak pernah nongol di FB? Gue sampai ketinggalan berita
tentang lo. Gue sampai bertanya-tanya bahkan curiga, ada apa gerangan dengan
Selvi? Sudah tobatkah? Aih beib, muncullah lagi di FB, apa kata para fans kita
nanti kalau lo nggak muncul? Come on! Kita dilahirkan untuk itu bebeh! Untuk meramaikan
dunia perfesbukan! Dan kita ditakdirkan untuk menjadi eksis di dunia itu, ya…
sebab lo tau kan… untuk eksis di dunia nyata agak sulit juga soalnya.
Ah, sudah dulu ya. Kapan-kapan
mainlah ke Jakarta lagi, lalu menepi ke pinggiran Jakarta, yaitu kota Depok nun
agung. Atau aldepoxer the great, saingannya Alexander the great. Nanti kita
kumpul-kumpul lagi bersama para suami-suami beruntung kita. Salam sayang selalu
buat Axel.
Bye.
Loving u as always *ngikutin Mario
Teguh*
me and Selvi |
Post a Comment