15 November 2011
Awalnya saya tidak menyadari bahwa saya sudah cukup usia untuk menjadi lebih pikun dari sebelumnya, dalam segala hal. Sampai pada akhirnya saya jenuh karena terlalu sering mendapatkan komplain seperti: "masa sih, lupa?" ditambah lagi dengan kejadian-kejadian yang rasanya saya benar-benar lupa dan seolah itu memang tidak pernah terjadi dalam hidup saya.
Ou my god, itu tandanya ada banyak momen penting yang bisa saja terlepas dari memory.
Namun, hal tersebut bukan lah menjadi satu-satunya alasan mengapa saya memutuskan untuk kembali menulis, mulai hari ini juga. Saya gundah saat ini, itulah mungkin alasan utamanya. Gundah karena tidak menulis? Mungkin ya!
Lama tak menulis dan hanya mengerjakan tulisan-tulisan pesanan, membuat hidup saya menjadi tak tenang, seperti ada yang kurang. Ada gejolak yang berkecamuk namun tak terlampiaskan dengan baik. Ada amarah yang membuncah, namun hanya saya utarakan lewat lisan, tidak dengan rangkai kata yang apik nan anggun.
Ah, sudahlah. Tidak perlu terlalu banyak berkata-kata. Pokoknya saya akan menulis lagi, setiap hari. Demi jiwa yang lebih tenang. Benar lah kata penulis senior, bahwa menulis itu adalah terapi jiwa. ^_^
Awalnya saya tidak menyadari bahwa saya sudah cukup usia untuk menjadi lebih pikun dari sebelumnya, dalam segala hal. Sampai pada akhirnya saya jenuh karena terlalu sering mendapatkan komplain seperti: "masa sih, lupa?" ditambah lagi dengan kejadian-kejadian yang rasanya saya benar-benar lupa dan seolah itu memang tidak pernah terjadi dalam hidup saya.
Ou my god, itu tandanya ada banyak momen penting yang bisa saja terlepas dari memory.
Namun, hal tersebut bukan lah menjadi satu-satunya alasan mengapa saya memutuskan untuk kembali menulis, mulai hari ini juga. Saya gundah saat ini, itulah mungkin alasan utamanya. Gundah karena tidak menulis? Mungkin ya!
Lama tak menulis dan hanya mengerjakan tulisan-tulisan pesanan, membuat hidup saya menjadi tak tenang, seperti ada yang kurang. Ada gejolak yang berkecamuk namun tak terlampiaskan dengan baik. Ada amarah yang membuncah, namun hanya saya utarakan lewat lisan, tidak dengan rangkai kata yang apik nan anggun.
Ah, sudahlah. Tidak perlu terlalu banyak berkata-kata. Pokoknya saya akan menulis lagi, setiap hari. Demi jiwa yang lebih tenang. Benar lah kata penulis senior, bahwa menulis itu adalah terapi jiwa. ^_^
Post a Comment