Kegiatannya, nggak beda dengan namanya, mungut sampah, hehehe. Dan kami semua yang bergabung di sini murni volunteer alias nggak nerima bayaran sepeser pun dari mana pun. Sosial? Yes.
Bulan pertama kami memulai aksi, yaitu di car free day Depok yang berlokasi di GDC. Yaaa... bisa ditebak ya seberapa banyak sampah yang ada di sana. Apalagi, ada pasar kagetnya juga di area itu. Iya, pasar kaget yang jumlah sampahnya bener-bener bikin kaget. Mulai dari pedagang, pengunjung, sampai tukang parkir, dengan santai kayak di pantai... membuang sampah di mana-mana sesuka hati mereka. Mungkin definisi merdeka di pemikiran mereka adalah termasuk merdeka dalam membuang sampah di mana aja. Tanah air sendiri, suka-suka gue dong, mau gw kotorin kek, mau gw rusak kek, kan negara gue ini, bukan negara jajahan lagi. Lagian urusan bersih-bersih itu urusan dinas kebersihan. Begitukah kira-kira? Ups abaikan, jangan terlalu suudzon. Xixixi.
Saya pribadi nggak tahu betul asal usulnya gimana bisa ada GPS atau Clean Action. Saya cuma tahu bahwa pelopornya itu (Bang Gawtama) memulai aksinya pertama kali saat pilkada DKI. Yaa as we know lah, di mana ada keramaian di situ ada sampah. Sejak itulah muncul gerakan-gerakan percabangannya di kota lain. Motifnya? Yang pasti mulia insya Allah.
Saya sendiri ikut-ikutan meramaikan clean action di depok dan menjadi koordinatornya ya karena... karena mau nunggu siapa lagi? Mau nunggu kapan lagi? Selain itu saya ingin memberikan keteladanan pada anak-anak saya sendiri dengan kegiatan ini. Berharap dengan terlibat dalam aksi sosial seperti ini mereka memahami, bahwa perubahan sekecil apapun bisa berarti. Dan untuk menuju perubahan kita tak perlu menunggu si anu atau si anu. Bergeraklah dari diri sendiri. Tak perlu berharap imbalan, karena di kanan kiri kita sudah ada malaikat pencatat yang akan menyerahkan urusan imbalannya pada Sang Maha. Tak juga mengharap apresiasi, sebab apresiasi itu semu, dan imbalan hanya bertahan sebentar.
Tak mudah mengubah masyarakat kita yang terlanjur masa bodo dengan sampah menjadi peduli, tak gampang mengajak orang lain ikut terlibat memungut sampah bersama, bahkan kami pernah dicemberuti karena kami mengingatkan orang untuk membuang sampah pada tempatnya. Walau tak sedikit juga yang merasa tersindir, lalu berlarian mengejar kami untuk ikut memasukkan sampah yang berserakan di dekatnya ke kantong sampah kami. Atau sekelompok remaja yang duduk-duduk lalu mengatakan "iya" saat saya meminta mereka menyimpan sampahnya jika tak menemui tong sampah. Melihat yang demikian saja kami senang.
So, DepokCleanAction adalah ladang lain yang sedang kami bangun bersama untuk menuju hasil mulia di akhirat sana. Serta bisa diteruskan oleh anak cucu kami, sehingga Indonesia yang berbudaya bersih bukan cuma mimpi di siang bolong.
posted from Bloggeroid
No comments:
Post a Comment